1. Tata Surya
Matahari sebagai Pusat Tata Surya
Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas
sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya
gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah
diketahui dengan orbit berbentuk elips, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus. Ada lima planet kerdil/katai, yaitu Ceres,
Pluto, Haumea, Make-make, dan Eris, ada 173 satelit alami yang telah
diidentifikasi, salah satu diantaranya adalah bulan sebagai satelit alami bumi,
dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
2. Matahari
Matahari dengan bagian-bagianya
Matahari adalah bintang induk Tata Surya dan merupakan
komponen utama sistem Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi.
Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk bisa
mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah energi yang
dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi
eletromagnetik, termasuk spektrum optik.
Matahari dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe
G V) yang berukuran tengahan, tetapi nama ini bisa menyebabkan kesalahpahaman,
karena dibandingkan dengan bintang-bintang yang ada di dalam galaksi Bima
Sakti, matahari termasuk cukup besar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan
dengan diagram Hertzsprung-Russell, yaitu sebuah grafik yang menggambarkan
hubungan nilai luminositas sebuah bintang terhadap suhu permukaannya. Secara
umum, bintang yang lebih panas akan lebih cemerlang. Bintang-bintang yang
mengikuti pola ini dikatakan terletak pada deret utama, dan matahari letaknya
persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang yang lebih cemerlang
dan lebih panas dari matahari adalah langka, sedangkan bintang-bintang yang
lebih redup dan dingin adalah umum.
Dipercayai bahwa posisi matahari pada deret utama secara
umum merupakan "puncak hidup" dari sebuah bintang, karena belum
habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Saat ini Matahari tumbuh
semakin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangannya adalah
sekitar 70 persen dari kecermelangan sekarang.
Matahari secara metalisitas dikategorikan sebagai bintang
"populasi I". Bintang kategori ini terbentuk lebih akhir pada tingkat
evolusi alam semesta, sehingga mengandung lebih banyak unsur yang lebih berat
daripada hidrogen dan helium ("metal" dalam sebutan astronomi)
dibandingkan dengan bintang "populasi II". Unsur-unsur yang lebih
berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba yang
kemudian meledak. Bintang-bintang generasi pertama perlu punah terlebih dahulu
sebelum alam semesta dapat dipenuhi oleh unsur-unsur yang lebih berat ini.
Bintang-bintang tertua mengandung sangat sedikit metal, sedangkan bintang baru
mempunyai kandungan metal yang lebih tinggi. Tingkat metalitas yang tinggi ini
diperkirakan mempunyai pengaruh penting pada pembentukan sistem Tata Surya,
karena terbentuknya planet adalah hasil penggumpalan metal.
Di samping cahaya, matahari juga secara berkesinambungan
memancarkan semburan partikel bermuatan (plasma) yang dikenal sebagai angin
matahari. Semburan partikel ini menyebar keluar kira-kira pada kecepatan 1,5
juta kilometer per jam, menciptakan atmosfer tipis (heliosfer) yang merambah
Tata Surya paling tidak sejauh 100 SA. Kesemuanya ini disebut medium
antarplanet. Badai geomagnetis pada permukaan matahari, seperti semburan
matahari (solar flares) dan lontaran massa korona (coronal mass ejection)
menyebabkan gangguan pada heliosfer, menciptakan cuaca ruang angkasa. Struktur
terbesar dari heliosfer dinamai lembar aliran heliosfer (heliospheric current
sheet), sebuah spiral yang terjadi karena gerak rotasi magnetis matahari
terhadap medium antarplanet. Medan magnet bumi mencegah atmosfer bumi
berinteraksi dengan angin matahari. Venus dan Mars yang tidak memiliki medan
magnet, atmosfernya habis terkikis ke luar angkasa. Interaksi antara angin matahari
dan medan magnet bumi menyebabkan terjadinya aurora, yang dapat dilihat dekat
kutub magnetik bumi.
Heliosfer juga berperan melindungi Tata Surya dari sinar
kosmik yang berasal dari luar Tata Surya. Medan magnet planet-planet menambah
peran perlindungan selanjutnya. Densitas sinar kosmik pada medium antarbintang
dan kekuatan medan magnet matahari mengalami perubahan pada skala waktu yang
sangat panjang, sehingga derajat radiasi kosmis di dalam Tata Surya sendiri
adalah bervariasi, meski tidak diketahui seberapa besar.
Medium antarplanet juga merupakan tempat beradanya paling
tidak dua daerah mirip piringan yang berisi debu kosmis. Yang pertama, awan
debu zodiak, terletak di Tata Surya bagian dalam dan merupakan penyebab cahaya
zodiak. Ini kemungkinan terbentuk dari tabrakan dalam sabuk asteroid yang
disebabkan oleh interaksi dengan planet-planet. Daerah kedua membentang antara
10 SA sampai sekitar 40 SA, dan mungkin disebabkan oleh tabrakan yang mirip
tetapi tejadi di dalam Sabuk Kuiper.
3. Bintang di daerah lingkungan sekitar Matahari
Bintang di daerah lingkungan sekitar Matahari
Lingkungan galaksi terdekat dari Tata Surya adalah sesuatu
yang dinamai Awan Antarbintang Lokal (Local Interstellar Cloud, atau Local
Fluff), yaitu wilayah berawan tebal yang dikenal dengan nama Gelembung Lokal
(Local Bubble), yang terletak di tengah-tengah wilayah yang jarang. Gelembung
Lokal ini berbentuk rongga mirip jam pasir yang terdapat pada medium
antarbintang, dan berukuran sekitar 300 tahun cahaya. Gelembung ini penuh
ditebari plasma bersuhu tinggi yang mungkin berasal dari beberapa supernova
yang belum lama terjadi.
Di dalam jarak sepuluh tahun cahaya (95 triliun km) dari
matahari, jumlah bintang relatif sedikit. Bintang yang terdekat adalah sistem
kembar tiga Alpha Centauri, yang berjarak 4,4 tahun cahaya. Alpha Centauri A
dan B merupakan bintang ganda mirip dengan matahari, sedangkan Centauri C
adalah kerdil merah (disebut juga (Proxima Centauri) yang mengedari kembaran
ganda pertama pada jarak 0,2 tahun cahaya. Bintang-bintang terdekat berikutnya
adalah sebuah kerdil merah yang dinamai Bintang Barnard (5,9 tahun cahaya),
Wolf 359 (7,8 tahun cahaya) dan Lalande 21185 (8,3 tahun cahaya). Bintang
terbesar dalam jarak sepuluh tahun cahaya adalah Sirius, sebuah bintang cemerlang
dikategori 'urutan utama' kira-kira bermassa dua kali massa matahari, dan
dikelilingi oleh sebuah kerdil putih bernama Sirius B. Keduanya berjarak 8,6
tahun cahaya. Sisa sistem selebihnya yang terletak di dalam jarak 10 tahun
cahaya adalah sistem bintang ganda kerdil merah Luyten 726-8 (8,7 tahun cahaya)
dan sebuah kerdial merah bernama Ross 154 (9,7 tahun cahaya). Bintang tunggal
terdekat yang mirip matahari adalah Tau Ceti, yang terletak 11,9 tahun cahaya.
Bintang ini kira-kira berukuran 80% berat matahari, tetapi kecemerlangannya
(luminositas) hanya 60%. Planet luar Tata Surya terdekat dari matahari, yang
diketahui sejauh ini adalah di bintang Epsilon Eridani, sebuah bintang yang
sedikit lebih pudar dan lebih merah dibandingkan matahari. Letaknya sekitar
10,5 tahun cahaya. Planet bintang ini yang sudah dipastikan, bernama Epsilon
Eridani b, kurang lebih berukuran 1,5 kali massa Yupiter dan mengelilingi induk
bintangnya dengan jarak 6,9 tahun cahaya.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Surya
Gambar dari Google Images
0 komentar:
Posting Komentar